oleh

Jumlah Gigitan Anjing 48 Kasus, 14 Kasus Positif Rabies

ZONAKAWANUA.COM, BITUNG—Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) selama bulan Januari 2023 di Kota Bitung mencapai 48 kasus gigitan dan 14 kasus dilakukan Vaksin Anti Rabies (VAR).

“Ada 48 kasus GHPR dan 14 kasus didalamnya dilakukan Vaksin Anti Rabies (VAR), yang artinya 14 kasus ini hewan tersebut (Anjing_red) dinyatakan positif rabies,” ujar Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bitung, dr. Deby Lumopa, Selasa (21/2).

Diketahui pada awal Februari 2023 terjadi kasus kematian akibat “Rabies” di Kelurahan Bitung Tengah. Dan kasus yang sama pula terjadi di Kelurahan Kakenturan 2 pada Senin 13 Februari 2023, namun korban dilakukan penanganan dengan Vaksin Anti Rabies.

Sementara Kepala Bidang P2P, dr. Victor Tumbuan mengatakan, untuk 1 kasus kematian karena rabies sudah menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). Dan sudah dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Provinsi.

Ditambahkan dr. Victor Dinkes Provinsi Sulut sudah datang ke Dinkes Bitung untuk melakukan Audiensi dgn mengundang Dinas terkait masalah rabies yaitu Pertanian-Peternakan.

Dari hasil pembicaraan didapatkan ternyata jumlah hewan penular rabies khususnya anjing di Kota Bitung terlalu banyak dan tidak sebanding dengan jumlah vaksin yg tersedia Dinas Pertanian-Peternakan sebab jumlah petugas juga hanya 2 org.

Masalah Kejadian Luar Biasa (KLB) Rabies ini tidak bisa hanya ditangani oleh 1 Dinas saja seperti Dinas Kesehatan. Tetapi harus melibatkan semua pihak yg terkait, duduk bersama dan mencari solusi terbaik ke depan.

Sementara data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bitung, jumlah Vaksin Anti Rabies (VAR) untuk tahun 2023 sebanyak 3.000 dosis. Sedangkan data hewan penyebab rabies yang ada di Kota Bitung berjumlah 30.300.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan (DKPP) Kota Bitung, Portinatus Sigandong menyebut, populasi hewan penyebab rabies, sedangkan jumlah vaksin tidak mencukupi.

“Jumlah hewan penyebab rabies jumlahnya terlalu besar, tidak sebanding dengan jumlah vaksin. Jika ingin bebas rabies jumlah vaksin seharusnya diangka 70 persen” kata Sigandong.

Sementara kendala yang dialami dalam melakukan VAR yakni pemilik yang susah menangani hewan ternaknya, ternak dalam keadaan sakit, ternak hamil muda, hewan tidak berada ditempat, hewan belum wajar divaksin karena masih kecil dan saat didatangi petugas pemilik hewan tidak berada ditempat, ujar Sigandong.

Pun dengan Sumber Daya Manusia (SDM) dari vaksinator yang sangat minim, hanya 4 orang, 2 ASN dan 2 THL.

Portinatus Sigandong berharap untuk jumlah Vaksin Anti Rabies (VAR) dapat ditambah jumlahnya.

“Dengan segala halangan yang dialami, dirinya tetap berharap untuk jumlah Vaksin Anti Rabies (VAR) dapat ditambah sehingga bisa mencapai angka 70 persen,” katanya.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed