ZONAKAWANUA.COM_Kabupaten Minahasa Utara terus menunjukkan keseriusannya menembus panggung kerja sama global. Tak tanggung-tanggung, daerah di utara Sulawesi ini siap menjadi poros kerja sama strategis Indonesia–Tiongkok di kawasan timur Indonesia.
Langkah ini ditegaskan langsung oleh Bupati Minahasa Utara Joune Ganda, saat menghadiri pertemuan delegasi tingkat tinggi Tiongkok yang dipimpin oleh Prof. C.C. Chan, Presiden International Academicians Science and Technology Innovation Centre (IASTIC), di Hotel JW Marriott, Jakarta, akhir pekan ini (5/10/25).
Kehadiran Joune Ganda dalam forum ini bukan hanya sebagai kepala daerah, tapi juga sebagai Sekretaris Jenderal Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI), yang menjadi jembatan penting kerja sama antara pemerintah kabupaten dan mitra internasional.
Dalam paparannya, Joune Ganda menegaskan bahwa Minahasa Utara siap menjadi hub strategis kolaborasi Indonesia Tiongkok dalam bidang ekonomi hijau, investasi, teknologi, dan pembangunan berkelanjutan.
“Minahasa Utara adalah wajah masa depan Indonesia. Kami siap menjadi pusat inovasi hijau dan digital, bukan hanya tujuan wisata,” tegasnya di hadapan delegasi Tiongkok dan pengurus APKASI.
Sejumlah kepala daerah juga hadir dalam forum ini, seperti Bupati Lahat Bursah Zarnubi, Bupati Bandung Dadang Supriatna, Bupati Trenggalek, Bupati Lampung Selatan, Bupati Sambas, Bupati Serang, serta Sekda Kabupaten Kepulauan Seribu.
Bupati Joune menyebut bahwa keunggulan Minut sangat strategis. Daerah ini berada di simpul penting antara KEK Likupang, Pelabuhan Internasional Bitung, dan Bandara Sam Ratulangi Manado.
Lima sektor unggulan yang ditawarkan Minut ke delegasi Tiongkok meliputi:
1. Pembangunan Resort Hijau di KEK Likupang
2. Pusat Kendaraan Listrik & Energi Surya
3. Industri Budidaya Laut & Cold Chain
4. Agroindustri Kelapa & Coconut Estate
5. Smart Tourism dan Digitalisasi Produk Lokal
Jika kerja sama ini berjalan sesuai rencana, dampak ekonominya tak main-main. Minut diproyeksikan bisa menarik Foreign Direct Investment (FDI) hingga US$300 juta dalam lima tahun ke depan.
Tak hanya itu, kolaborasi ini ditargetkan mampu:
– Meningkatkan PDRB daerah 7–8% per tahun
– Menciptakan lebih dari 10.000 lapangan kerja
– Mendorong transfer teknologi dan peningkatan kapasitas SDM lokal
– Membuka akses ekspor produk kelapa, perikanan, dan hortikultura ke pasar Tiongkok dan ASEAN
Lewat APKASI, Joune Ganda juga menekankan bahwa kerja sama ini bukan hanya untuk Minut semata. Ia berharap skema ini menjadi model kolaborasi nasional antar daerah dengan mitra internasional yang lebih konkret, bukan sekadar seremoni.
“Inilah saatnya daerah tampil di panggung global. Kerja sama ini harus memberikan dampak nyata bagi rakyat,” tutup Joune Ganda.
Komentar