oleh

H-2 Jelang Pilkada Sitaro, Intimidasi dan Dugaan Money Politik Hebohkan Publik

ZONAKAWANUA.COM, SITARO – Menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) pada 27 November 2024, publik dihebohkan oleh dugaan tindakan intimidasi terhadap warga untuk memilih pasangan calon (Paslon) tertentu.

Beredarnya percakapan WhatsApp di grup “Rumah Bersama Siau,” yang bocor ke publik, memicu kontroversi. Dalam percakapan tersebut, diduga Ketua DPRD Sitaro dan sejumlah Kapitalau (kepala desa) diduga terlibat dalam upaya memberikan tekanan kepada warga agar mendukung Paslon 02.

Lebih memprihatinkan, ancaman juga disebutkan dalam percakapan tersebut, yaitu warga yang tidak memilih Paslon tertentu dikabarkan akan kehilangan akses terhadap bantuan sosial (Bansos) dari pemerintah.

Tidak hanya itu, publik dikejutkan oleh video pengakuan seorang warga Kampung Bawo, Tagulandang Utara, bernama Reiksel Hari. Dalam video tersebut, ia menuding Kapitalau Kampung Bawo, Hilda Dawid, melakukan praktik politik uang dengan membagikan uang sebesar Rp200.000 untuk mengarahkan dukungan kepada Paslon 02.

Ketika dikonfirmasi mengenai dugaan intimidasi tersebut, Ketua DPRD Sitaro, Djon Pontoh Janis, memberikan tanggapan singkat. “Itu semua karena situasi Pilkada,” ujarnya melalui pesan WhatsApp pada Senin (25/11/2024).

Tindakan intimidasi dan praktik politik uang yang diduga melibatkan pejabat serta perangkat desa ini dinilai mencederai nilai-nilai demokrasi, terlebih lagi terjadi di masa tenang Pilkada.

Tokoh masyarakat Kampung Sawang, Siau, sekaligus politisi Partai Golkar, Lorens Rawung, menyampaikan kekecewaannya atas situasi ini.

“Kasihan daerahku, Sitaro Hebat, jadi lahan oknum-oknum tertentu, termasuk kepala kampung, yang menghalalkan segala cara. Kami berharap praktik politik uang dan tindakan tak terpuji lainnya bisa dihentikan, dan semua ini bisa dituntaskan oleh Presiden Prabowo Subianto,” ujarnya dengan nada tegas.

Situasi ini menambah tantangan dalam pelaksanaan Pilkada yang seharusnya menjadi pesta demokrasi yang jujur, adil, dan bebas intimidasi.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed