oleh

PLN Dorong Transisi Energi Bersih di Sektor Maritim Lewat Program Electrifying Marine di Barru

SULSEL,Zonakawanua.com_PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat (UID Sulselrabar) terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong transisi energi bersih, khususnya di sektor industri maritim. Melalui program electrifying marine, PLN menghadirkan layanan kelistrikan andal di galangan kapal milik PT Layar Perkasa Nusantara yang berlokasi di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, Kamis (31/07/25).

General Manager PLN UID Sulselrabar, Edyansyah, mengungkapkan bahwa inisiatif ini merupakan bentuk nyata kontribusi PLN dalam mendukung industri perkapalan yang ramah lingkungan dan efisien secara ekonomi.“Kami menyasar elektrifikasi galangan kapal dengan program electrifying marine. PLN menjadi solusi bagi pelaku usaha dengan menghadirkan pasokan listrik yang andal, tanpa polusi suara, dan tentunya lebih ramah lingkungan,” ujar Edyansyah.

PLN sebelumnya telah menyuplai daya sebesar 394 kVA untuk mendukung operasional industri tersebut. Kini, dengan tambahan daya sebesar 555 kVA, total daya listrik yang disalurkan mencapai 949 kVA. Tambahan daya ini diharapkan dapat menopang mobilitas tinggi galangan kapal serta memperkuat produktivitas industri maritim di wilayah pesisir.

“Dulu, emisi dan biaya operasional pelanggan sangat tinggi. Sekarang, dengan sistem kelistrikan yang efisien, biaya lebih rendah dan aktivitas lebih bersih,” tambah Edyansyah.

Penyalaan listrik dengan total daya 555 kVA ini merupakan bagian dari strategi PLN dalam mendorong pertumbuhan sektor industri yang lebih hijau dan efisien. Inisiatif ini sejalan dengan komitmen PLN mendukung program green industry nasional serta pemanfaatan energi bersih secara masif.

Dampak positif dari program electrifying marine turut tercermin dalam pertumbuhan penjualan tenaga listrik di wilayah Sulselrabar. Sepanjang Semester I 2025, penjualan listrik tercatat meningkat sebesar 9,79 persen secara tahunan (Year on Year/YoY), dari 5.329,99 Gigawatt hour (GWh) pada Semester I 2024 menjadi 5.851,56 GWh di periode yang sama tahun 2025.

Saat ini, sistem kelistrikan di Sulawesi Bagian Selatan juga menjadi salah satu yang paling hijau di Indonesia, dengan 42 persen pasokan listrik berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT).

Manajer Production & Engineering PT Layar Perkasa Nusantara, Ashawir, menyampaikan bahwa sejak seluruh peralatan galangan kapal beralih ke listrik, efisiensi operasional meningkat signifikan.

“Jika sebelumnya biaya operasional dengan mesin diesel bisa mencapai hampir Rp1 miliar per tahun, kini dengan listrik hanya sekitar Rp730 juta per tahun. Penghematan yang kami rasakan mencapai 23 persen. Ini sangat membantu operasional kami,” jelas Ashawir. (**)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed