Ilustrasi: PLTS Terapung Cirata foto: PLN
ZONAKAWANUA.COM_Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen serius dalam mempercepat transisi energi nasional melalui pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 100 gigawatt (GW).
Keseriusan ini ditandai dengan pertemuan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, di kantor Kementerian ESDM, Kamis (18/09/25).
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto menyebutkan bahwa program PLTS 100 GW merupakan langkah strategis untuk mengurangi beban subsidi listrik dan bahan bakar minyak (BBM), dengan mengganti Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang mahal.
“Pendekatan harus berbasis analisis keekonomian per wilayah, sehingga bisa dihitung secara detail biaya pokok pembangkitan, kebutuhan baterai, dan integrasi dengan sistem yang sudah ada,” ujar Menteri Brian.
Agenda ini juga menjadi langkah Kemdiktisaintek dalam menekankan pentingnya inovasi teknis, skema bisnis baru, serta transfer teknologi untuk memastikan keberhasilan program ini. Kemdiktisaintek menekankan bahwa rencana phase out PLTD perlu dilakukan bertahap, dengan prioritas pada PLTD berbiaya tinggi. Setiap pembangunan baru juga akan mempertimbangkan perbandingan keekonomian antara PLTS dan PLTS berbasis Battery Energy Storage System (BESS).
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa program PLTS 100 GW harus menjadi terobosan besar bagi transisi energi nasional. Presiden telah menekankan agar biaya pembangunan PLTS tidak menambah beban subsidi. Karena itu, seluruh Kementerian dan PLN harus bergerak cepat dengan perhitungan yang matang dan satu data,” ujar Menteri Bahlil.
Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyatakan kesiapan PLN dalam menjalankan strategi konversi PLTD menjadi energi terbarukan, termasuk PLTS+BESS.
“PLN berkomitmen mendukung transisi ini dengan tetap menjaga keandalan sistem dan keekonomian energi. Kami sedang menyiapkan data terkini yang riil mulai dari konsumsi, kebutuhan, hingga proyeksi tambahan demand,” ujar Darmawan.
Melalui kontribusi dan kolaborasi serta sinergi antar Kementerian ini, Kemdiktisaintek dengan semangat Diktisaintek Berdampak, berkomitmen menjadikan Program PLTS 100 GW tidak hanya sebagai solusi energi terbarukan, tetapi juga sebagai motor penggerak kemandirian teknologi dan industri energi Indonesia. (**)
Komentar