ZONAKAWANUA.COM, Tagulandang, — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Tagulandang kembali menuai sorotan publik.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) BARAK Indonesia menemukan menu MBG yang sudah basi dan berulat di dua sekolah dasar, yakni SD Kampung Lesa Rende dan SDN Balehumara.
Temuan ini memicu kekhawatiran para orang tua siswa terkait kebersihan dan keamanan pangan dalam pelaksanaan program tersebut.
Ketua LSM BARAK Indonesia Marcab Kabupaten Kepulauan Sitaro, Ivon Bawotong, meminta pihak pengelola program, termasuk SPPG dan pengelola dapur MBG Kecamatan Tagulandang Induk, untuk memberikan klarifikasi dan bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
“Kami meminta pihak pengelola dapur MBG dan SPPG untuk memberikan klarifikasi serta pertanggungjawaban atas kasus ini. Kejadian seperti ini berpotensi menimbulkan keracunan makanan bagi siswa,” ujar Ivon Bawotong, Rabu (8/10/2025).

Bawotong menilai insiden tersebut menunjukkan lemahnya sistem pengawasan dan kontrol kualitas dalam distribusi makanan MBG. Ia mendesak agar evaluasi menyeluruh dilakukan demi menjamin mutu dan keamanan makanan yang dikonsumsi oleh para siswa.
“Kami mendesak agar pengawasan terhadap dapur MBG, proses penyaluran, serta sistem penyimpanan dan logistik diperketat. Ini penting untuk menghindari kejadian serupa di kemudian hari,” tegasnya.
Menanggapi hal ini, mitra MBG Kecamatan Tagulandang, Pdt Reza Tular, saat dikonfirmasi via telp mengaku saat ini pihaknya sedang menindaklanjuti masalah ini.
“Pada saat kepala dapur pergi cross check ke sana ulat itu tidak ada cuma video rekaman yang ada, itupun hanya satu kotak makanan, kami tidak tahu bersumber dari mana,” bantah Pdt Reza Tular, Rabu (08/10/2025).
Lanjutnya menjelaskan, pihaknya telah mengecek semua menu yang dimasak sejak pagi dan semua aman.
“Untuk di sekolah – sekolah lain pun tidak ada yang ditemukan basi, saat ini semua sedang terjun kelapangan SPPG bahkan melibatkan Koramil untuk meng- cross chek masalah ini” sebut Tular.
Dia menambahkan, disinyalir video yang beredar tidak sesuai fakta saat tim SPPG mengunjungi sekolah tersebut.
“Tetapi tetap itu akan diproses lanjut untuk mengetahui dari mana asal muasal itu, ketimbang dari beberapa sekolah yang tidak ditemukan apa – apa,” tandasnya.
Komentar