ZONAKAWANUA.COM, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus memperkuat upaya edukasi kepada masyarakat terkait bahaya penipuan online yang kian marak. Melalui pengembangan aplikasi dan peningkatan sistem keamanan berbasis proses, teknologi, dan sumber daya manusia, BRI berkomitmen melindungi nasabah dari berbagai modus kejahatan digital.
Salah satu fokus utama BRI adalah memberikan pemahaman mengenai social engineering—teknik manipulasi psikologis yang digunakan pelaku kejahatan untuk mengelabui korban. BRI mengimbau nasabah agar tetap waspada terhadap berbagai bentuk penipuan ini.
Berikut beberapa jenis modus social engineering yang umum digunakan pelaku kejahatan digital:
- Phishing Melalui Situs Palsu
Pelaku membuat laman login palsu yang menyerupai tampilan sistem perbankan resmi, dengan tujuan mencuri data pribadi seperti username dan password. - URL Website Palsu
Dengan membuat alamat situs yang sangat mirip dengan situs resmi lembaga keuangan, pelaku menyebarkan tautan palsu dan mengarahkan calon korban untuk mengisi informasi sensitif. - Smishing (SMS Phishing)
Penipuan melalui pesan singkat (SMS) yang mengatasnamakan institusi resmi. Tautan dalam pesan tersebut dapat mengarahkan korban ke situs palsu atau aplikasi berbahaya. - Vishing (Voice Phishing)
Penipuan melalui panggilan telepon oleh pihak yang mengaku sebagai petugas bank. Pelaku akan mencoba memperoleh data rahasia seperti kode OTP atau PIN. - Customer Support Palsu
Pelaku berpura-pura menjadi tim layanan pelanggan dari institusi resmi, lalu meminta informasi pribadi atau mengarahkan korban ke situs palsu.
Untuk menjaga keamanan transaksi, BRI mengingatkan nasabah agar hanya mengakses layanan perbankan melalui kanal resmi. Salah satunya adalah website Qlola by BRI di qlola.bri.co.id.
Jika nasabah mencurigai adanya upaya penipuan, BRI menyarankan agar segera menghubungi layanan Contact BRI di 1500017 atau melalui kanal resmi lainnya. (**)
Komentar