oleh

Ini Usulan Ronny Sompie Terkait Pencegahan Pengendalian Peredaran Narkoba dari Dalam Lapas

ZONAKAWANUA.COM, SULUT – Mantan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol. (Purn) Dr Ronny Franky Sompie SH MH, menyatakan mendukung penuh pernyataan Kepala BNN RI, Komjen Pol. DR. Petrus Reinhard Golose, terkait upaya pemberantasan pengendalian peredaran narkoba oleh gembong dari dalam lapas.

Mengutip pernyataan Kepala BNN RI Komjen Pol. Petrus Golose, dalam kegiatan ‘Shooting Against Drugs’ di Lapangan Tembak Polda Bali Tohpati, Denpasar, Bali, Sabtu (24/06/2023), Ronny Sompie menuturkan, meski menjalani hukuman penjara seumur hidup maupun mati, di dalam penjara mereka berupaya mengelabui petugas lapas untuk mengontrol peredaran obat haram tersebut.

Alhasil, mencapai 60% – 70% adalah napi yang terlibat tindak pidana narkotika adalah narapidana yang masuk di lembaga pemasyarakatan.

“Maka demikian, saya sependapat dengan Kepala BNN RI yang menjelaskan perlunya BNN RI terus memperkuat kolaborasi dan koordinasi dengan Kemenkumham RI yang membawahi fungsi Lembaga Pemasyarakatan. Dalam rangka mencegah terjadinya pengendalian kegiatan peredaran gelap narkotika melalui Lembaga Pemasyarakatan oleh para Bandar Narkotika,” sebut putra Kawanua yang pernah menjabat Kapolda Bali di tahun 2015 ini.

Lanjut Sompie menjelaskan, bahwa tindakan pengawasan dan pengendalian terhadap para Bandar Narkotika termasuk yang sedang menjalani hukuman penjara di dalam LAPAS dan RUTAN perlu dilakukan secara sinergis dan komprehensif.

“Tidak bisa dibebankan kepada Petugas LAPAS saja, perlu kerjasama yang kolaboratif dan koordinatif, agar tidak ada celah bagi sindikat pelaku kejahatan peredaran gelap narkotika dan penyalahgunaan narkotika yang memanfaatkan LAPAS sebagai sarana kejahatan,” tegas Sompie.

Upaya lainnya yakni dengan mencegah masuk ke Indonesia, dari lokasi produksinya di luar negeri sehingga dapat mempersempit ruang gerak para para gembong narkotika di dalam penjara.

“Kita pahami saja dari berbagai keberhasilan pengungkapan terhadap peredaran gelap narkotika baik oleh BNN RI maupun oleh POLRI dan BEA CUKAI. Seringkali ditemukan di perbatasan negara baik laut (melalui kapal laut dan peti kemas di pelabuhan laut Internasional), udara (di Bandara Internasional) dan darat yang masuk secara ilegal dari luar negeri,” jelas Sompie yang juga mantan Dirjen Imigrasi Kementrian Hukum dan Ham RI ini.

Dengan demikian, perkuatan pencegahan masuknya narkotika dari luar negeri haruslah di perbatasan negara baik laut, udara maupun darat bukan hanya terhadap pengendalian oleh para bandar dari dalam LAPAS. Mengapa demikian ? Diungkapkan Sompie, karena bagaimana mungkin narkotika bisa dikendalikan dari dalam LAPAS kalau narkotika tersebut bisa dicegah agar tidak bisa masuk dari luar negeri.

Selain itu, upaya terbaik oleh seluruh perangkat aparat penegak hukum yang berkompeten melakukan pencegahan masuknya narkotika dari luar negeri harus dikerahkan secara maksimal dengan mengedepankan prinsip sinergitas tanpa ada ego sektoral apalagi saling menuding dan mencari kambing hitam satu sama lainnya.

“Mengapa Singapore dan Australia berhasil mencegah masuknya narkotika ke negara mereka ? Itu disebabkan upaya kedua negara untuk memperkuat border security dan border protection sudah sangat kuat dengan bersatunya tiga instansi yang bertugas di perbatasan negara, Yaitu imigrasi, bea cukai dan karantina menjadi satu instansi yang sangat kuat menjaga di perbatasan terhadap masuk dan keluarnya orang yang mengendalikan dan membawa barang ilegal dari luar negeri ke Singapore dan Australia,” tukas penulis Buku dengan judul Exit Strategy Polemik Migran Indonesia.

Sebagai informasi, Singapore sejak 10 tahun silam telah membentuk Immigration And Checkpoints Authority (ICA) yang memperkuat kemampuan border security dan border protection di perbatasan negaranya baik di Changi Airport, Perbatasan darat dengan Johor Malaysia juga di pelabuhan internasionalnya.

“Demikian juga Australia pada saat yang sama telah membentuk Australian Border Force yang menyatukan Imigrasi, Bea Cukai dan Karantina juga Kemampuan Tentara yang memback up kapal-kapal patroli lautnya di perbatasan laut dengan Indonesia,” tandas Bacaleg DPR-RI Dapil Sulut dari Partai Golkar.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed