oleh

Ronny Sompie : Petani Sulut Harus Bisa Membuat Pupuk Organik Secara Mandiri

ZONAKAWANUA.COM, MANADO – Petani di Indonesia, termasuk di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), masih bergantung pada pupuk bersubsidi dari pemerintah untuk mewujudkan tanaman berkualitas yang memiliki nilai ekspor.

Baru-baru ini, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menambah kuota pupuk bersubsidi sebesar Rp 28 triliun, sehingga total alokasi kuota pupuk bersubsidi mencapai Rp 54 triliun.

Namun, Irjen Pol (Purn) Dr. Ronny Franky Sompie, SH, MH, merasa bahwa para petani seharusnya tidak terus bergantung pada pupuk bersubsidi dari pemerintah.

Menurutnya, petani harus bisa membuat pupuk organik mandiri dengan memanfaatkan sampah rumah tangga seperti daun, rumput, makanan sisa, yang bisa didapatkan dari hotel, restoran, pasar, dan tempat lain.

Namun, ia menekankan bahwa petani tetap membutuhkan bimbingan dari akademisi atau ahli dari Fakultas Pertanian Unsrat, Unima, dan sebagainya dalam menyiapkan pupuk organik secara mandiri.

“Mereka juga wajib membimbing para petani dalam menyediakan pupuk sebagai bentuk pengabdian terhadap tanah, agar terhindar dari krisis pangan. Selama ini, ia menilai penyuluhan pertanian belum memberikan dampak efektif terhadap pertanian, terutama tentang tatacara penyediaan pupuk organik secara mandiri,” kata Ronny Sompie, Senin (01/04/2024).

Menurut Ronny, bahan baku untuk membuat pupuk organik sangat banyak tersedia di desa-desa tempat para petani berkegiatan. Oleh karena itu, ia menyarankan agar kepala dinas pertanian dapat bekerjasama dengan kepala dinas yang membawahi pasar di seluruh wilayah kabupaten/kota masing-masing. Para petani juga dapat menampung sampah organik dari pasar, sehingga tidak perlu dibawa ke tempat penampungan sampah, yang diarahkan sepenuhnya kepada para petani untuk membuat pupuk organik. Ia menekankan bahwa hal tersebut harus menjadi fokus utama dalam meningkatkan kemampuan petani dan meningkatkan hasil pertanian.

Pada saat Ia berdialog dengan para petani selama Pemilu 2024 di wilayah Sangihe, Bolmong Raya, dan Minahasa Raya, Ronny melihat betapa para petani masih bergantung pada pupuk bersubsidi dari pemerintah, sehingga terlalu terfokus pada cara mendapatkan untung secara bisnis dari pertanian dan belum fokus pada cara meningkatkan kemampuan petani dalam menyiapkan pupuk organik secara mandiri.

“Dengan memperkuat petani untuk membuat dan menyediakan pupuk organik secara mandiri, mungkin hasilnya akan lebih bervariasi,” tutur Sompie.

Terpisah, warga Kota Manado, Ivan, mendukung saran dan solusi yang diberikan oleh Jenderal Polisi bintang dua ini. Ia menyatakan bahwa penggunaan pupuk organik sudah mulai dilakukan oleh para petani, namun masih ada beberapa faktor yang membuat penggunaan pupuk organik cair belum optimal, seperti edukasi ke petani dan dugaan permainan kartel di industri pupuk dan benih.

“Dapat disimpulkan bahwa para petani di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Sulut, harus mulai memikirkan cara membuat pupuk organik mandiri agar tidak terus bergantung pada pupuk bersubsidi dari pemerintah,” sebut Ivan.

Ronny menyarankan agar kepala dinas pertanian dapat bekerjasama dengan kepala dinas yang membawahi pasar di seluruh wilayah kabupaten/kota masing-masing dan para petani hendaknya mulai membuat dan menyediakan pupuk organik secara mandiri.

“Jika petani memperkuat kemampuan dalam membuat pupuk organik, hasil pertaniannya akan lebih beragam,” ujar mantan Kadiv Humas Mabes Polri ini.
Namun, edukasi kepada petani dan dugaan permainan kartel di industri pupuk dan benih harus dipertimbangkan agar penggunaan pupuk organik cair dapat lebih optimal.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed