oleh

Diberkati Menjadi Berkat, Gubernur YSK Borong Hasil Tangkapan Nelayan Tombariri

ZONAKAWANUA.COM, SULUT – Gubernur Sulawesi Utara, Yulius Selvanus (YSK), mengubah hari biasa menjadi cerita yang akan dikenang sebagai secercah haru biru di hati warga pesisir di Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa, khususnya para nelayan asal desa Mokupa dan Tanawangko

Betapa tidak, mengenakan baju sederhana dan senyum yang merangkul, YSK tiba-tiba muncul menyapa para nelayan yang baru saja kembali melaut dengan tumpukan ikan segar yang masih merah di insangnya.

Bagi nelayan Desa Mokupa dan Tanawangko, di Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa, ini adalah pertemuan pertama mereka dengan sang pemimpin provinsi.

Biasanya, sosoknya hanya terpampang di baliho-baliho jalanan.

“Gubernur orang baik, terima kasih banyak. Baru ini ketemu langsung, bisa jabat tangan,” ucap seorang nelayan dengan suara bergetar, matanya berkaca-kaca.

Tanpa banyak bicara, YSK menyapu pandangannya ke tumpukan ikan cakalang yang baru saja mendarat.

“Mau diborong ini,” ujarnya tegas, disambut decak kagum nelayan yang tertegun.

Seorang nelayan memberanikan diri menyebut angka “Dua juta ini, Pak. Mau dibagi-bagi sama nelayan.”

Gubernur tak ragu untuk memborong.

“Yah sudah, nggak apa-apa. Dua juta nanti dibayar,” jawabnya, seolah dua juta itu bukan sekadar angka, tapi sebuah janji untuk meringankan beban.

Nelayan-nelayan itu pun tersenyum sumringah, tetapi ada yang diam-diam mengusap air mata.

Bagi mereka, ini bukan sekadar transaksi.

Ini pengakuan bahwa jerih payah mereka dilihat oleh orang nomor satu di Bumi Nyiur Melambai.

Seorang bapak nelayan bertopi jerami berbisik lirih, “Sudah lama kami tak merasakan kehangatan seperti ini”, katanya.

YSK tak hanya membeli namu juga menunjukan perhatian ketika menyentuh insang ikan, memastikan kesegarannya, dan bertanya detail tentang kondisi hasil tangkapan.

“Baru ini, Yah?” tanya Gubernur, Rabu (02/04/2025).

“Iya, Pak, masih merah-merah,” jawab nelayan sambil menunjukkan insang yang masih berwarna cerah, simbol ikan yang baru saja direngkuh dari laut.

Dialog sederhana itu, bagi warga, adalah bukti bahwa pemimpin mereka peduli hingga ke hal paling kecil.

Di balik angka dua juta rupiah, ada kisah yang lebih dalam.

Nelayan Tanawangko selama ini bergulat dengan ketidakpastian harga dan pasar.

Hasil tangkapan seringkali tak sebanding dengan peluh yang mereka kucurkan.

Kehadiran YSK bukan hanya tentang pembelian spontan, tapi tentang pengakuan bahwa setiap tetes keringat mereka berharga.

“Belum pernah ada Gubernur yang mau datang untuk bertemu nelayan. Tapi hari ini, Gubernur datang sendiri, lihat kami, dan bantu langsung. Ini seperti mimpi,” ungkap seorang nelayan yang telah 20 tahun melaut.

Gubernur YSK, dalam kesempatan itu, berpesan.

“Ini bukan yang terakhir. Kita akan terus dukung nelayan, karena merekalah pahlawan pangan kita,” ujar Gubernur dan kalimat itu mengalir seperti angin laut yang menyejukkan.

Ketika YSK pergi, para nelayan masih berdiri di bibir pantai.

Dua juta rupiah mungkin tak seberapa bagi sebagian orang, tapi bagi warga Tanawangko, itu adalah bukti bahwa pemimpin bisa hadir di saat mereka paling membutuhkan.

Seperti ikan cakalang yang selalu kembali ke pantai, harapan pun mulai menggeliat di Tanawangko.

Dan hari itu, nelayan-nelayan pulang bukan hanya dengan rupiah, tapi dengan keyakinan jerih payah mereka tak akan lagi tenggelam dalam diam. (*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed