ZONAKAWANUA.COM, MINAHASA – Gema sorak dan tepuk tangan penonton memenuhi Gedung Wale Ne Tou Tondano malam itu. Di atas panggung, dua anak muda Minahasa berdiri dengan mata berkaca-kaca, menandai puncak perjalanan panjang yang penuh kerja keras. Mereka adalah Miracle Mamesah dan Jelitha Kaligis, dua sosok yang kini menyandang gelar Waraney dan Wulan Minahasa 2025 — gelar yang bukan sekadar mahkota, melainkan tanggung jawab untuk membawa nama Minahasa ke panggung yang lebih luas.
Perjalanan mereka tidak mudah. Bersama 22 finalis lainnya, mereka melalui serangkaian seleksi ketat — mulai dari wawasan budaya, kemampuan berbicara di depan umum, hingga uji bakat dan kepribadian. Namun di balik gemerlap panggung, ada semangat muda yang membara: tekad untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya Minahasa di tengah arus modernisasi.
“Menjadi Wulan Minahasa bukan hanya tentang penampilan, tapi tentang mencintai dan memahami tanah tempat kita lahir,” ujar Jelitha dengan senyum bahagia usai dinobatkan.
Sementara Miracle menambahkan, “Saya ingin setiap orang yang datang ke Minahasa bisa merasakan kehangatan budaya kita dan keindahan alamnya.”
Ajang Pemilihan Waraney Wulan Minahasa (PWWM) 2025 ini bukan sekadar kontes kecantikan dan ketampanan, tetapi juga wadah untuk melahirkan duta-duta muda yang mampu mempromosikan potensi pariwisata Minahasa. Dari keindahan Danau Tondano, panorama Bukit Kasih, hingga kekayaan kuliner khas, para finalis diharapkan dapat menjadi jembatan antara budaya lokal dan dunia luar.
Kehadiran Bupati Minahasa Robby Dondokambey dan Wakil Bupati Vanda Sarundajang, bersama jajaran pemerintah daerah, menjadi simbol dukungan nyata terhadap upaya pelestarian budaya dan promosi pariwisata daerah. “Generasi muda seperti mereka adalah masa depan Minahasa,” ungkap Bupati Dondokambey di sela-sela acara.
Malam itu bukan hanya tentang siapa yang menang, melainkan tentang semangat yang menyala dari setiap anak muda yang mencintai tanah Minahasa. Dari panggung Wale Ne Tou Tondano, harapan baru lahir — bahwa di tangan generasi seperti Miracle dan Jelitha, Minahasa bukan sekadar dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena jiwa dan budayanya yang hidup. (*)
Miracle dan Jelitha Terpilih Waraney Wulan, Wajah Baru Pariwisata dan Kebanggaan Minahasa
								
																
																	










Komentar