oleh

From Zero to Hero, Komitmen Welly Titah Bangun Tanah Porodisa

ZONAKAWANUA.COM, TALAUD – Pemilihan Kepala Daerah serentak baru akan dihelat pada 2024 nanti, namun sejumlah nama yang digadang gadang akan bertarung mulai mencuat kepermukaan.
Salah satunya Sosok pengusaha BBM Welly Titah (WT), secara gamblang mengaku siap maju dalam ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Kepulauan Talaud pada bulan September tahun 2024 nanti.

Sosok calon Pemimpin di beranda paling utara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini yang biasa disapa dengan Nama Ko Poka, punya kapasitas management ekonomi yang mampu mendongkrat Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari hasil produk asli Bumi Porodisa (Talaud).

Apalagi ketika pada tahun 2018 atau 3 tahun silam, Welly Titah pernah mencalonkan sebagai Bupati Talaud yang berpasangan dengan Hebert Pasiak dalam jargon pasangan calon (Paslon) WT – HP dari Partai PDIP – Golkar yang mampu berada di urutan kedua dengan perolehan 16.341 Suara.

Hal ini terbukti ketika awak media melakukan wawancarai langsung melalui via telvon mesengger, Kamis (09/12/2021)

Welly Titah, memastikan siap memajukan masyarakat Kabupaten Kepulauan Talaud. “Untuk itu saya siapa tarung kembali, karena merasa terbeban untuk daerah saya sehingga saya maju dalam Pilkada di Talaud. Kerinduan saya ingin mensejahterakan warga Talaud,” ujar WT sapaan akrab KO POKA

Menurut WT Kareana sesuatu yang adilihung di Bumi Porodisa yaitu keberadaan masyarakatnya yang tumbuh merayakan sekaligus mengkritisi kehidupan lewat keadaban sastranya.

“Mereka memiliki apa yang disebut Hans Georg Gadamer sebagai dunia makna dari masa lalu yang selalu dihadirkan kembali sebagai penuntun jalan dalam mewujudkan masa depan.

Terkait konsep kepemimpinan, Talaud punya sesuatu yang original menjadi milik masyarakat yaitu tradisi budaya kepemimpinan.

“Baik pemikiran, dan laku kehidupan mereka adalah sejatinya tradisi budaya itu. Bagi mereka kepulauan Talaud adalah sebuah “Wale Bahewa” (rumah besar) di mana setiap “Ana u Wanua” (penduduk) dipandang sebagai sebuah keluarga.

Dengan perangkat pranata itu pula mereka sejak masa lampau secara efektif dan efisien menata instusi kepemimpinan dalam masyarakatnya.

Penguasa atau pemimpin Talaud sejak masa lampau menyandang gelar metaforis “Palang Bahewa” yang artinya pangkuan besar yaitu suatu kekuatan atau kekuasaan yang memiliki pengaruh merangkul dan memeluk .

“Demikian posisi kepemimpinan dipersepsikan sebagai sosok orang tua bagi rakyat yang dipersonifikasi sebagai anak (Ana u Wanua). Hubungan antara penguasa dan rakyatnya dapat dibayangkan sebagai sebuah keluarga, di mana pemimpin adalah pelindung dan penolong bagi rakyatnya.

Pemimpin adalah sosok pangkuang besar yang merangkul, memeluk rakyatnya dengan penuh ketulusan, kejujuran, kesetian, dan kasih sayang. Oleh karena laku itu, rakyat menghormati, mencintai, dan ikut bersinergi dengan pemimpinnya,” ungkap Welly Titah (*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed